Kamis, 08 Maret 2012

PALEMBANG Tempoe Doloe

December 7, 2009 Leave a comment

Foto – foto kondisi tempat dan kawasan Palembang zaman kemerdekaan dan orde baru……
















Ziarah ke Makam para Raja Sriwijaya

Senin, 25 Oktober 2010

Siguntang adalah nama sebuah perbukitan kecil di Kota Palembang. Di sinilah para raja Kerajaan Sriwijaya dimakamkan dengan upacara penghormatan dari sebuah negara adidaya.
Di bukit yang historis ini, terdapat tujuh makam tokoh Kerajaan Sriwijaya yang dianggap keramat, meliputi makam Raja Si Gentar Alam, makam Panglima Bagus Kuning, Panglima Bagus Karang, Putri Rambut Selako, Putri Kembang Dadar, Panglima Batu Api, dan makam Tuan Junjungan.

Konon, Bukit Siguntang dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir raja Si Gentar Alam, salah satu raja Kerajaan Sriwijaya yang berasal dari Mataram Kuno. Sebelum menjadi bukit, Siguntang diperkirakan menjadi bagian daratan yang ada di Limbang Tanah Melayu, nama Kota Palembang pada masa itu. Namun karena peristiwa alam, banyak daratan yang tertutup oleh air, s
ehingga terbentuklah banyak kepulauan dan pegunungan di bawah laut dan samudera.

Pada masa itulah diperkirakan seorang raja dari Mataram Kuno
yang bergelar Si Gentar Alam pergi berlayar mencari daratan lain di Limbang Tanah Melayu dengan maksud memperluas daerah pemerintahan. Keberangkatannya menggunakan kapal yang dibenderai Lancang Kuning dikawal oleh dua pengawal bernama Panglima Bagus Kuning dan Bagus Karang. Mereka menaiki tiga kapal.

Suatu saat, karena belum paham mengenai wilayah pelayaran itu, mereka terpisah. Dua kapal pecah. Salah satu pecahannya ditemukan di daerah Karang Anyar, yaitu wilayah Palembang di pesisir Sungai Musi. Sedang satu kapal terdampar di Siguntang. Bukit Siguntang pada saat itu hanya berupa segumpal tanah yang mengapung di permukaan laut luas yang dalam Bahasa Melayu disebut dengan istilah ‘’terguntang-guntang’’ di atas air. Istilah itu berproses secara etimologis menjadi Tanah Siguntang.

Si Gentar Alam merupakan salah satu raja yang membawa kemasyuran Sriwijaya pada masa pemerintahannya. Pada abad VI-IX pengaruhnya mencapai Bali, Padang, Jambi, Lampung, Malaka, Singapura, Tiongkok, dan Brunai.

Karena pengaruhnya yang luas, mitos-mitos pun beredar seputar dirinya. Kesaktiannya digambarkan dengan sebuah kemampuan menggetarkan bumi manakala dia marah dan menghentakkan kakinya ke tanah. Karena kesaktian itulah dia diberi gelar Raja Si Gentar Alam.

Pada abad X-XIII, Kerajaan Sriwijaya yang pusatnya berada di tepi Sungai Musi mengalami keruntuhan. Raja Si Gentar Alam pun mulai menganut agama Islam yang dibawa masuk oleh pedagang-pedagang dari Arab, seperti Panglima Batu Api dari Jeddah dan Tuan Junjungan. Memeluk agama baru, Raja Si Gentar Alam dianugerahi nama Tuan Iskandar Syah, yang kemudian tersohor hingga ke Malaka. Raja Si Gentar Alam didampingi dua istri, yaitu Putri Rambut Selako yang nama Aslinya Damar Kencana Wungu (putri Prabu Brawijaya dari Mataram), dan Putri Kembang Dadar dari Palembang yang mempunyai nama lain Putri Bunga Melur.

Tanah yang dulunya berada di permukaan air tersebut lama kelamaan menonjol karena perairan yang kian menyurut hingga membentuk perbukitan. Begitu pula Bukit Siguntang yang hingga saat ini membentuk bukit kecil di Kota Palembang. Bukit ini sudah menjadi tempat wisata ‘’Taman Bukit Siguntang’’. Selain dapat melihat makam-makam piranti Kerajaan Sriwijaya yang pernah jaya, pengunjung dapat mempelajari sejarah Sriwijaya melalui pengamatan relief-relief yang ada di sekitar makam Raja Si Gentar Alam atau cerita-cerita dari juru kuncinya. Silakan berkunjung ke Palembang! (Prakoso Bhairawa Putera - Kontributor Inside Sumatera)

Prasasti Kesultananan Palembang Akan di Bangun

RM Iskandar (Poto:int)

PALEMBANG, Buanasumsel.com – Kesultanan Palembang Darussalam berencana akan membangun prasasti silsilah kerajaan Palembang Darusslam di lokasi wisata Andalan Kota Palembang Plaza Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

Sultan Palembang Darussalam Raden Muhammad (RM) Iskandar Mahmud Badarrudin mengatakan wacana untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat Palembang ini, terkait silsilah keturunan raja Palembang telah diusulkan, hanya saja belum mendapat respon.
“Rencana ini sudah ada dari tahun 2005, hanya saja belum ada tanggapan dari Pemkot Palembang,’jelasnya Selasa (03/05/11) saat ditemui di kediamannya.

Seharusnya, kata Iskandar silsilah keturunan raja Palembang harus ada saat Kota Palembang menjadi tuan rumah saat vestifal keraton Nusantara lalu.“Padahal Palembang sebagai kesultanan sudah sangat mendesak untuk memiliki silisilah yang dapat dikatahui masyarakat banyak, baik dari Palembang maupun dari luar Palembang, dan memang direncanakan silsilah ini sudah dapat terpajang saat Palembang menajdi tuan rumah Vestifal Keraon Nusantara lalu,’jelasnya.

Nah, menurutnya sudah selayaknya saat ini Palembang memiliki, prasati tersebut dan direncanakan prasasti ini, akan diukirdiatas batu,dan dipajang dikawasan BKB Palembang.” Sebelumnya juga prasasyi ini sudah ada, namun hanya terpajng di Musuem saja dan juga terbuat dari tulisan tangan,’jelasnya.

Parassati itu nantinya masih kata Iskandar akan memuat 22 keturunan raja Palembang.
“Prasasti batunya akan kita pasangkan di BKB, tentang silsilah 22 keturunan nama sultan Darussalam Palembang, mulain dari Raja Ariodillah hingga keturunan terakhir Pangeran kromojoyo,”jelasnya.(Mel)