Jumat, 06 Januari 2012



Pangeran Sido Ing Lautan adalah nama penguasa Kesultanan Palembang Darussalam. Beliau memerintah kesultanan Palembang dari tahun 1547-1552 masehi.

Namanya diabadikan pada nama jalan di 32-35 Ilir Palembang. Kuburannya terdapat di 2 Ilir Palembang.

Sebelumnya: Batu Menangis
Selanjutnya : Rumah Tradisional Sumatera Selatan

Asal Mula Pempek Palembang

Pempek Palembang sesuai dengan namanya merupakan makanan khas Sumatera Selatan (palembang) yang terbuat dari bahan dasar ikan dan sagu. Penyajian pempek palembang selalu ditemani dengan semangkuk kuah pedas dan menggigit berwarna coklat kehitaman yang disebut dengan cuko / cuka.

Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan “apek”, yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.

sipek pempek palembang

tampilan apek penjual pempek pada masanya (pic:jet li)

Berdasar cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi. Hasil tangkapan itu belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Si apek kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya berkeliling dengan sepeda dan pembelinya sering mengejarnya dengan terburu-buru, maka dengan spontan para pelangganya sering memanggilnya dengan sebutan “pek” “sipek” “apek” (apek dalam bahasa tionghua berarti paman) , dan sering kali diucapkan berulang menjadi “pek pek” maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai pempek palembang atau empek-empek palembang.

Menurut cerita lagi dahulu warga etnik tionghua mencari penghidupan di Palembang dengan cara berdagang, dan dalam upacara adat tertentu mereka menyajikan makanan dengan bahan dasar ikan dan tepung tapioka (sagu) untuk keperluan adat. Baru kemudian pada tahun 1916, makanan itu dijual oleh seorang keturunan Indonesia bernama Sipek.

Dalam perjalanannya pempek palembang sendiri mengalami banyak pengembangan menjadi beragam jenis, seperti kapal selam, adaan, dan lenjer yang selengkapnya bisa teman-teman baca di ‘jenis-jenis pempek palembang

Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Walaupun begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang, mengingat pada saat ini kebanyakan pempek juga dijual oleh kaum keturunan Tionghua.

Nah sekarang pertanyaan yang tidak kalah penting? Apa teman-teman pembaca semua sudah pernah coba makanan Pempek Palembang? Kalau belum, ini merupakan jenis makanan yang masuk ke daftar ‘wajib’ untuk anda coba, karena selain luar biasa enak, pempek palembang memiliki nilai gizi yang tinggi, dan kabar baiknya adalah teman-teman bisa memperolehnya di sini. :)

pempek palembang asli

pempek asli palembang dari rajapempek


Pempek Palembang Paling Banyak Gizinya

Sebelum melanjutkan topik aneka pempek palembang kemarin, kali ini saya hendak menambahkan informasi tentang pempek palembang yang paling banyak gizinya.

Mungkin teman-teman sedang bertanya-tanya kira-kita pempek palembang yang paling banyak gizinya? Saya sendiri yakin sebagian pasti sudah bisa menebaknya…Yup betul, pempek palembang yang paling banyak gizinya adalah pempek kapal selam!

Mengapa pempek kapal selam adalah pempek palembang yang mengandung paling banyak zat gizi? Jawabannya simpel saja, karena di dalam pempek kapal selam terkandung bahan telur, baik telur ayam maupun telur bebek.

Komposisi zat gizi pempek berbeda-beda menurut jenis serta bahan baku ikan yang digunakan. Namun perlu dicatatt pempek kapal selam memiliki kadar protein, lemak, dan vitamin A lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya karena adanya penambahan telur di dalamnya.

nah sekarang sudah tahu kan kenapa pempek kapal selam merupakan pempek yang paling tinggi nilai gizinya, penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memancing teman-teman untuk mencoba mencicipi pempek kapal selam, serta turut melestarikan masakan Indonesia :)


Pempek Palembang dan Macamnya

Bagi anda yang berasal dari Palembang, atau paling tidak pulau Sumatera, pasti tidak asing dengan istilah lenjer, pastel, adaan, keriting, kapal selam, ataupun model dan tekwan.

Namun dilain sisi temen-temen yang bukan dari Palembang atau Sumatera Selatan mungkin keheranan mendengar istilah-istilah antah berantah seperti kapal selam, lenjer, keriting, model dan tekwan. Seorang teman baik pernah berkomentar “Memangnya mau perang pak pake kapal selam segala??”, memang istilah tersebut mungkin kurang familiar dengan teman-teman yang kurang begitu paham tentang pempek palembang. Karena itu artikel kali ini mencoba membantu temen-temen untuk memahami lebih baik seluk beluk pempek palembang :)

Oke jenis pempek palembang kurang-lebih dapat dijabarkan sebagai berikut…Umumnya pempek dibagi berdasarkan dua ukuran yakni pempek kecil dan pempek besar (sama saja seperti martabak ada yang besar ada yang kecil :p). Pempek besar terdiri dari umumnya terdiri dari dua macam pempek yakni pempek kapal selam, dan pempek lenjer besar. Sedangkan golongan pempek kecil memiliki lebih banyak macam yakni pempek adaan, pempek lenjer kecil, pempek keriting, pempek pastel dan pempek telur atau kapal selam kecil.

Salah satu pempek yang paling laris di Jakarta atau kota-kota besar di pulau Jawa adalah pempek kapal selam. Terang saja pempek kapal selam merupakan jenis pempek palembang yang paling digemari konsumen, dikarenakan ukurannya yang cukup besar untuk mengenyangkan perut, di dalam pempek kapal selam ini sendiri terdapat telur (bisa telur ayam/telur bebek) yang sudah direbus, oleh karena itu setelah digoreng dan dicampur dengan bihun/mie, ketimun dan ebi rasanya menjadi tiada duanya. Selain itu perlu ditambahkan pempek kapal selam merupakan salah satu pempek yang mempunya bentuk paling menarik, dan tentunya nama yang unik dan ‘catchy’ yang menjadi nilai jual tersendiri.

Oke oke mejelaskan panjang lebar, tinggi pendek, luas volume bakal percuma kalau tanpa disertai gambar. Di bawah posting ini saya uploadkan gambar satu porsi pempek lengkap mulai dari pempek besar sampai pempek kecil kurang-lebih ada di sini. Lalu bagaimana dengan penjelasan pempek kecil lainnya? take it easy cowboy..nanti di artikel-artikel selanjutnya pasti saya jelaskan satu per satu secara lebih mendetil :)

Hayo yang mana lenjer, keriting, pastel dan kapal selam? harusnya dari penamaannya sudah bisa ditebak sendiri nih :)

Posted in Uncategorized | Tagged , , , , , , , , | 1 Comment

Pempek Palembang

Pempek Palembang..siapa sih yang gak tahu pempek palembang? Atau mungkin lebih sederhananya siapa sih yang gak tahu pempek?

Oke-oke mungkin beberapa orang belum pernah menyantap atau mendengar yang namanya pempek. So pempek atau yang dalam bahasa inggris disebut fish cake adalah sebuah makanan khas palembang yang dibuat dari tepung sagu dan ikan belida atau tenggiri, serta dimakan dengan cairan asam pedas berwarna hitam yang disebut cuka (ejaan palembang disebut ‘cuko’). Karena merupakan makanan asli palembang maka disebut juga Pempek Palembang.

Pada perkembangannya ternyata pempek gak cuman dibuat di palembang saja. Kenyataannya banyak orang-orang palembang yang bermigrasi ke ibukota jakarta dan membuat kedai-kedai pempek, toko pempek, atau rumah makan pempek, salah satunya Rajapempek yang ada di puri indah, jakarta barat :) . Namun perlu dicatat biasanya mereka masih membawa atribut asal daerah mereka, seperti menambahkan tulisan-tulisan ‘Aseli Palembang’ ‘Pempek Palembang 38′, ‘Pempek Wong Kito’ dan lain sebagainya.

Hal ini nyata sekali berbeda dengan pengembangan pempek di daerah lain sumatera selain Palembang, misalnya Lampung, dan Jambi. Di daerah ini pempek dikembangkan dengan cara yang unik juga. Pempek yang berasal dari lampung sering juga disebut ‘Pempek Lampung’. Mungkin pembaca pada bertanya apa bedanya antara pempek palembang dengan pempek lampung? Sebenernya antara pempek lampung dan pempek palembang tidak ada terlalu banyak perbedaan. Hanya saja yang biasanya menjadi pembeda utama antara keduanya adalah bahan ikan yang digunakan, asal muasalnya pempek palembang yang orisinil dibuat dari bahan ikan belida, sedangkan pempek lampung dibuat dari bahan ikan tenggiri. Loh koq bisa begitu?

Ya memang tidak bisa dipungkiri pempek dengan ikan belida, akan menghasilkan pempek yang lebih mantap rasanya, ikan belida ini terkenal dengan dagingnya yang lembut, kenyal dan tidak amis. Namun dalam perjalananya ikan belida menjadi ikan yang laka di habitatnya, dan ternyata ikan belida ini tidak terlalu berkembang dalam usaha budidaya manusia, so jadinya ikan belida dewasa ini lebih dikenal dengan ikan hias yang sering disebut ‘clown fish’ oleh dunia barat. Tetapi teman-teman pembaca tidak usah kuatir, karena ikan tenggiri merupakan ikan yang sangat cocok untuk menggantikan ikan belida sebagai bahan dasar pempek palembang. Secara rasa, kekenyalan, dan aromanya ikan tenggiri bisa dibilang tidak kalah dengan ikan belida.

Oke sekian dulu soal pempek, di lain kesempatan saya akan menulis lebih jauh tentang makanan khas palembang ini.

Sebagai bonus disini diberikan foto-foto pempek palembang serta ikan belida dan ikan tenggiri.

raja pempek palembang
pempek palembang, foto diambil dari rajapempek.com


ikan tenggiri, gambar diambil dari google images.


ikan belida, gambar diambil dari google images.

Posted in Uncategorized | Tagged , , , | Leave a comment

RAJA PEMPEK , Siapa Kami?

Raja Pempek adalah produsen pempek berkualitas dengan harga yang bersaing. Kami menawarkan berbagai macam pempek berkualitas dan lezat. , mulai dari pempek bulat (adaan) , lenjer , pastel , pempek panggang , kapal selam , pempek keriting , pempek telur dengan harga yang bersaing.

Raja Pempek melayani :

1. Layanan Supplier / Outsource Pempek

Kami melayani pesanan menjadi supplier / outsource pempek untuk berbagai keperluan (c/ : katering, pernikahan , untuk dijual kembali , dll).

2. Pembelian eceran / jumlah besar

Kami melayani pembelian eceran dalam jumlah kecil / untuk dikosumsi maupun pembelian dengan jumlah besar. Dapatkan harga spesial untuk pembelian dalam jmlah besar.

3. Pesan antar / Delivery Service

Pesanan anda dapat kami antarkan, cukup dengan membayarkan ongkos kirim saja yang besarnya sesuai lokasi anda.

4. Kerja sama bisnis

Bagi teman – teman yang ingin membuat toko pempek atau ingin bekerja sama dalam usaha pempek, kami menawarkan kesempatan bekerja sama dengan beli putus maupun bagi hasil.

*Untuk informasi lebih lanjut , silahkan hubungi kami

Raja Pempek menggunakan 100% ikan tenggiri asli yang diolah dengan resep rahasia sehingga menghasilkan pempek dengan rasa , kekenyalan dan kegurihan yang luar biasa. Cuka yang kami hasilkan pun bercita rasa sangat tinggi , dengan bahan – bahan alami dan kualitas yang terjamin, banyak langganan kami yang sudah memuji pempek dan cuka yang kami buat.

Mungkin anda tidak dapat percaya begitu saja dengan apa yang kami sampaikan . Tetapi saya dapat menjamin bahwa kami tidak sedang membual , pempek yang dihasilkan oleh Raja Pempek memang berbeda dengan pempek – pempek yang pernah anda makan sebelumnya, kami dapat mengatakan bahwa pempek kami lebih enak dari pempek yang biasa anda dan keluarga anda makan / beli.


To be fair and harus mencoba dulu baru anda percaya bahwa kami tidak berbohong , kami yakin akan kelezatan pempek Palembang kami !! Oleh sebab itu kami akan memberikan sample gratis bagi anda yang benar – benar serius berminat. Untuk referensi penjualan kami silahkan lihat komentar dari para pelanggan kami berikut :


Salam Mantap Nian,

Raja Pempek

Posted in Jenis Pempek | Tagged , , , , , | Leave a comment


Syair Sultan Mahmud Badaruddin II

SYAIR SULTAN MAHMUD BADARUDDIN

SULTAN MAHMUD BADARUDDIN YANG PUNYA NEGERI
DATANGLAH MUSUH TIDAK TERPERI
DENGAN TAKDIR TUHAN YANG QOHARI
PINDAHLAH IA KELAIN NEGERI

DARI PALEMBANG KE TERNATI
DIAMLAH DISANA BERBUAT BHAKTI
JIKALAU IMAN KURANG MENGERTI
RUSAKLAH BADAN SERTA HATI

RUSAK BADAN PADA ITU KETIKA
KARENA BERPERANG DENGAN KAPIR CELAKA
TETAPI JIKALAU TIDAK DIDAULAT BELAKA
NISCAYA MENANG PULA SRI PADUKA

dibuat oleh Raden Haji Abdul Habib, cucu dari SMB II

Sejarah Sultan-Sultan Kesultanan Palembang Darussalam

Bahwa TIDAK DAPAT DIPUNGKIRI ATAU DIHILANGKAN DARI TULISAN SEJARAH di NUSANTARA , bahwa pada ABAT KE 17 SAMPAI ABAT KE 19 di Negeri Palembang Darussalam merupakan Pusat Pamerintahan KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM , dan yang mencanangkannya berdirinya Kesultanan Palembang Darussalam adalah SRI PADUKA SUSUHUNAN ABDURRAHMAN Pada tanggal 3 MARET 1666 ( Dan Sri Paduka wafat dan di makamkan di Lokasi Candi Walang, Palembang Darussalam ) , dan wilayahnya adalah Propinsi Sumatera Bagian Selatan termasuk Bangka Belitung serta sebagian dari Propinsi Jambi, Lampung dan Bengkulu ( termasuk dalam lingkungan Batanghari Sembilan ). Setelah Wafat SRI PADUKA SUSUHUNAN ABDURRAHMAN dikenal dengan panggilan KHALIFATUL MUKMININ SAYIDUL IMAM KIEMAS ENDI.

Adapun SULTAN SULTAN PALEMBANG DARUSSALAM yang memerintah di Kesultanan Palembang Darussalam adalah sebagai berikut :

SRI PADUKA SUSUHUNAN ABDURRAHMAN KHALIFATUL MUKMININ SAYIDUL IMAM KIEMAS ENDI bin PANGERAN RATU MANGKURAT SIDING PESARIAN memerintah tahun 1069 – 1118 H atau 1659 / 3 MARET 1666 – 1706 M ) Menyatakan Kerajaan Palembang sebagai KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM pada tanggal 3 Maret 1666, dan dilanjutkan oleh

SRI PADUKA SULTAN MUHAMMAD MANSYUR JAYO ING LAGO bin SUSUHUNAN ABDURRAHMAN, wafat dan dimakamkan di Kebon Gede Palembang Darussalam ( memerintah tahun 1118 – 1126 H atau 1706 – 1714 M )
( diangkat secara adat )dan dilanjutkan oleh :

SRI PADUKA SULTAN ANOM ALIMUDDIN bin SULTAN MUHAMMAD MANSYUR JAYO ING LAGO ( diangkat secara adat, hannya namanya saja Sultan tapi tidak memerintah ), Pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam dilanjutkan oleh

SRI PADUKA SULTAN AGUNG KOMARUDDIN SRI TERUNO bin SUSUHUNAN ABDURRAHMAN (memerintah tahun 1126–1136 H atau 1714–1724 M) (Sebagai Sultan sementara / pengganti) dan dilanjutkan oleh :

SRI PADUKA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN JAYO WIKRAMO ( SMB I ) bin SULTAN MUHAMMAD MANSYUR JAYO ING LAGO, Wafat 3 Muharram 1171 malam Sabtu waktu Magrib, wafat dan dimakamkan di Kawah Tekurep Lemabang, Palembang Darussalam ( memerintah tahun 1136 – 1171 H atau 1724 – 1758 M )
( diangkat secara adat ) dan dilanjutkan oleh :

SRI PADUKA SUSUHUNAN AHMAD NAJAMUDDIN ADI KESUMO bin SULTAN MAHMUD BADARUDDIN JAYO WIKRAMO ( diangkat secara adat ) Wafat 20 Zulkaedah 1190 malam Senin jam lima Subuh dimakamkan di Lokasi Kawah Tekurep, Lemabang , Palembang Darussalam ( memerintah tahun 1171 – 1190 H atau 1758 – 1776 , dan dilanjutkan oleh :

SRI PADUKA SULTAN MUHAMMAD BAHAUDDIN bin SUSUHUNAN AHMAD NAJAMUDDIN ADI KESUMO, ( diangkat secara adapt ) Wafat 22 Zulhijjah 1218 ( 4 April 1803 ) dimakamkan di Lokasi Kawah Tekurep , Lemabang Palembang Darussalam ( memerintah tahun 1190 – 1218 H atau 1776 – 1803 M ), dan dilanjutkan oleh :

SRI PADUKA SUSUHUNAN RATU MAHMUD BADARUDDIN ( SMB II ) BIN SULTAN MUHAMMAD BAHAUDDIN , diangkat secara adat menjadi Sultan Palembang Darussalam pada hari Selasa , 22 Zulhijjah 1218 ( 4 April 1803 ), dan Sri Paduka Wafat Pagi Jumat, 14 Sofar 1269 jam 06.00 di Ternate ( Maluku Utara ), dimakamkan di Ternate Maluku Utara

SRI PADUKA SULTAN AHMAD NAJAMUDDIN PANGERAN RATU bin SULTAN RATU MAHMUD BADARUDDIN tahun 1819 diangkat menjadi Sultan Palembang Darussalam , dan SRI PADUKA SULTAN RATU MAHMUD BADARUDDIN bergelar SUSUHUNAN RATU MAHMUD BADARUDDIN , untuk menentukan kebijaksanaan pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam masih dijalankan oleh SRI PADUKA SUSUHUNAN RATU MAHMUD BADARUDDIN

SRI PADUKA SUSUHUNAN HUSIN DIAUDDIN BIN SULTAN MUHAMMAD BAHAUDDIN , diangkat menjadi Sultan Palembang oleh Inggeris ( Gelar SULTAN AHMAD NAJAMUDDIN II HUSIN DIAUDDIN ) dan Belanda

SRI PADUKA SULTAN AHMAD NAJAMUDDIN PRABU ANOM bin SUSUHUNAN HUSIN DIAUDDIN diangkat menjadi Sultan Palembang oleh Belanda sebelum menyerang Negeri Palembang Darussalam bersama Letnan Jenderal BARON DE KOCK pada tahun 1821

SRI PADUKA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN PRABU DIRADJA / SMB III ( ZURIAT KE LIMA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II ) BIN RADEN HAJI ABDUL HAMID PRABU DIRATDJAH IV , DIKUKUHKAN MENJADI SULTAN PALEMBANG DARUSSALAM diangkat secara Adat pada hari Senin, tanggal 29 Dzulhijjah 1423 H - 3 Maret 2003 M ,jam 10.00 Wib di Masjid Lawang Kidul , di Negeri Palembang Darussalam ,

Sultan-Sultan Palembang Darussalam

SULTAN SULTAN PALEMBANG DARUSSALAM


1. SUSUHUNAN ABDURRAHMAN KHALIFATUL MUKMININ SAYIDUL IMAM,
KIAI MAS ENDI, PANGERAN ARIO KESUMO ABDURROHIM ( 1666 )
BIN PANGERAN RATU MANGKURAT
( Pendiri kesultanan palembang darussalam 3 maret 1666 / pelopor otonomi daerah )

2. SULTAN MUHAMMAD MANSYUR JAYO ING LAGO ( 1706 )
BIN SUSUHUNAN ABDURRAHMAN KHALIFATUL MUKMININ SAYIDUL IMAM
( Diangkat secara adat )

3. SULTAN ANOM ALIMUDDIN ( 1714 )
BIN SULTAN MUHAMMAD MANSYUR JAYO INGLAGO
( Diangkat secara adat , tidak memerintah, berpindah dari dusun ke dusun karena diganggu )

4. SULTAN AGUNG KOMARUDDIN SRI TERUNO ( 1714 )
BIN SUSUHUNAN ABDURRAHMAN
(Sultan pengganti sementara, karena SMB I sedang keluar negeri palembang darussalam)

5. SULTAN MAHMUD BADARUDDIN JAYO WIKRAMO / SMB I (1724 )
BIN SULTAN MUHAMMAD MANSYUR JAYO ING LAGO
(Diangkat secara adat)

6. SUSUHUNAN AHMAD NAJAMUDDIN ADI KESUMO ( 1758 )
BIN SULTAN MAHMUD BADARUDDIN JAYO WIKRAMO
( Diangkat secara adat )

7. SULTAN MUHAMMAD BAHAUDDIN ( 1776 )
BIN SUSUHUNAN AHMAD NAJAMUDDIN ADI KESUMO
( Diangkat secara adat )

8. SUSUHUNAN RATU MAHMUD BADARUDDIN ( SMB II - 1803 )
BIN SULTAN MUHAMMAD BAHAUDDIN
( Diangkat secara adat, diasingkan oleh belanda tahun 1821 ke ternate, wafat diternate )

9. SUSUHUNAN HUSIN DIAUDDIN
BIN SULTAN MUHAMMAD BAHAUDDIN ( 1816 )
( Diangkat inggeris / belanda, karena smb ii melawan penjajah inggeris / belanda )

10. SULTAN AHMAD NAJAMUDDIN PANGERAN RATU ( 1819 )
BIN SUSUHUNAN RATU MAHMUD BADARUDDIN
( Diangkat secara adat, tidak memerintah, karena smb ii belum wafat dan ikut bersama smb ii diasingkan ke ternate dan wafat diternate )


11. SULTAN AHMAD NAJAMUDDIN PRABU ANOM ( 1821 )
BIN SUSUHUNAN HUSIN DIAUDDIN
( Diangkat oleh belanda menjadi sultan palembang di betawi sebelum menyerang kesultanan palembang darussalam atau menyerang Sultan Mahmud Badaruddin II )

SELAMA LEBIH KURANG 200 ( DUA RATUS ) TAHUN SEJAK SMB II MENJADI SULTAN PALEMBANG DARUSSALAM ( 1803 – 1821 ) DINEGERI PALEMBANG DARUSSALAM DIKUASAI OLEH BELANDA DAN ZURIAT DARAH PUTIH / KAKI TANGAN BELANDA DAN PADA TANGGAL 3 MARET 2003 DIBANGKITKAN KEMBALI KESULTANAN OPALEMBANG DARUSSALAM OLEH MAJELIS MUSYAWARAH ADAT KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM DENGAN DIKUKUHKAN SULTAN PALEMBANG DARUSSALAM

12. SULTAN MAHMUD BADARUDDIN III PRABU DIRADJA
( SMB III – 3MARET 2003 )
RADEN MUHAMMAD SJAFEI PRABU DIRADJA
ZURIAT KELIMA SUSUHUNAN RATU MAHMUD BADARUDDIN ( SMB II )
BIN RADEN HAJI ABDUL HAMID ( PRABU DIRATDJAH IV )

Sejarah Kesultanan Palembang Darussalam

Buat Generasi Muda
Harus tahu sejarah perkembangan Bangsanya
dengan Blogs ini diharapkan mengetahui sedikit
sejarah Kesultanan Palembang Darussalam
1 komentar

Sejarah Kota Palembang (Tempat kami tumbuh dan berada)

by drs.mutawalli on Saturday, May 8, 2010 at 1:01am


Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang. Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan. Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air (data Statistik 1990). Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang kota ini menamakan kota ini sebagai Pa-lembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan; sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.

Kondisi alam ini bagi nenek moyang orang-orang Palembang menjadi modal mereka untuk memanfaatkannya. Air menjadi sarana transportasi yang sangat vital, ekonomis, efisien dan punya daya jangkau dan punya kecepatan yang tinggi. Selain kondisi alam, juga letak strategis kota ini yang berada dalam satu jaringan yang mampu mengendalikan lalu lintas antara tiga kesatuan wilayah:

* Tanah tinggi Sumatera bagian Barat, yaitu : Pegunungan Bukit Barisan.
* Daerah kaki bukit atau piedmont dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran rendah.
* Daerah pesisir timur laut.

Ketiga kesatuan wilayah ini merupakan faktor setempat yang sangat mementukan dalam pembentukan pola kebudayaan yang bersifat peradaban. Faktor setempat yang berupa jaringan dan komoditi dengan frekuensi tinggi sudah terbentuk lebih dulu dan berhasil mendorong manusia setempat menciptakan pertumbuhan pola kebudayaan tinggi di Sumatera Selatan. Faktor setempat inilah yang membuat Palembang menjadi ibukota Sriwijaya, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi di zaman klasik pada wilayah Asia Tenggara. Kejayaan Sriwijaya diambil oleh Kesultanan Palembang Darusallam pada zaman madya sebagai kesultanan yang disegani dikawasan Nusantara

Sriwijaya, seperti juga bentuk-bentuk pemerintahan di Asia Tenggara lainnya pada kurun waktu itu, bentuknya dikenal sebagai Port-polity. Pengertian Port-polity secara sederhana bermula sebagai sebuah pusat redistribusi, yang secara perlahan-lahan mengambil alih sejumlah bentuk peningkatan kemajuan yang terkandung di dalam spektrum luas. Pusat pertumbuhan dari sebuah Polity adalah entreport yang menghasilkan tambahan bagi kekayaan dan kontak-kontak kebudayaan. Hasil-hasil ini diperoleh oleh para pemimpin setempat. (dalam istilah Sriwijaya sebutannya adalah datu), dengan hasil ini merupakan basis untuk penggunaan kekuatan ekonomi dan penguasaan politik di Asia Tenggara.

Ada tulisan menarik dari kronik Cina Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau Ju-Kua pada abad ke 14, menceritakan tentang Sriwijaya sebagai berikut :Negara ini terletak di Laut selatan, menguasai lalu lintas perdagangan asing di Selat. Pada zaman dahulu pelabuhannya menggunakan rantai besi untuk menahan bajak-bajak laut yang bermaksud jahat. Jika ada perahu-perahu asing datang, rantai itu diturunkan. Setelah keadaan aman kembali, rantai itu disingkirkan. Perahu-perahu yang lewat tanpa singgah dipelabuhan dikepung oleh perahu-perahu milik kerajaan dan diserang. Semua awak-awak perahu tersebut berani mati. Itulah sebabnya maka negara itu menjadi pusat pelayaran.

Tentunya banyak lagi cerita, legenda bahkan mitos tentang Sriwijaya. Pelaut-pelaut Cina asing seperti Cina, Arab dan Parsi, mencatat seluruh perisitiwa kapanpun kisah-kisah yang mereka lihat dan dengan. Jika pelaut-pelaut Arab dan Parsi, menggambarkan keadaan sungai Musi, dimana Palembang terletak, adalah bagaikan kota di Tiggris. Kota Palembang digambarkan mereka adalah kota yang sangat besar, dimana jika dimasuki kota tersebut, kokok ayam jantan tidak berhenti bersahut-sahutan (dalam arti kokok sang ayam mengikuti terbitnya matahari). Kisah-kisah perjalanan mereka penuh dengan keajaiban 1001 malam. Pelaut-pelaut Cina mencatat lebih realistis tentang kota Palembang, dimana mereka melihat bagaimana kehiduapan penduduk kota yang hidup diatas rakit-rakit tanpa dipungut pajak. Sedangkan bagi pemimpin hidup berumah ditanah kering diatas rumah yang bertiang. Mereka mengeja nama Palembang sesuai dengan lidah dan aksara mereka. Palembang disebut atau diucapkan mereka sebagai Po-lin-fong atau Ku-kang (berarti pelabuhan lama).Setelah mengalami kejayaan diabad-abad ke-7 dan 9, maka dikurun abad ke-12 Sriwijaya mengalami keruntuhan secara perlahan-lahan. Keruntuhan Sriwijaya ini, baik karena persaingan dengan kerajaan di Jawa, pertempuran dengan kerajaan Cola dari India dan terakhir kejatuhan ini tak terelakkan setelah bangkitnya bangkitnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam yang tadinya merupakan bagian-bagian kecil dari kerajaan Sriwijaya, berkembang menjadi kerajaan besar seperti yang ada di Aceh dan Semenanjung Malaysia.

Dari sisa Kerajaan Sriwijaya tersebut tinggalah Palembang sebagai satu kekuatan tersendiri yang dikenal sebagai kerajaan Palembang. Menurut catatan Cina raja Palembang yang bernama Ma-na-ha Pau-lin-pang mengirim dutanya menghadap kaisar Cina tahun 1374 dan 1375.Maharaja ini barangkali adalah raja Palembang terakhir, sebelum Palembang dihancurkan oleh Majapahit pada tahun 1377. Berkemungkinan Parameswara dengan para pengikutnya hijrah ke semenanjung, dimana ia singgah lebih dulu ke pulau Temasik dan mendirikan kerajaan Singapura. Pulau ini ditinggalkannya setelah dia berperang melawan orang-orang Siam. Dari Singapura dia hijrah ke Semenanjung dan mendirikan kerajaan Melaka. Setelah membina kerajaan ini dengan gaya dan cara Sriwijaya, maka Melaka menjadi kerajaan terbesar di nusantara setelah kebesaran Sriwijaya.Palembang sendiri setelah ditinggalkan Parameswara menjadi chaos. Majapahit tidak dapat menempatkan adipati di Palembang, karena ditolak oleh orang-orang Cina yang telah menguasai Palembang. Mereka menyebut Palembang sebagai Ku-Kang dan mereka terdiri dari kelompok-kelompok cina yang terusir dari Cina Selatan, yaitu dari wilayah Nan-hai, Chang-chou dan Changuan-chou.

Meskipun setiap kelompok ini mempunyai pemimpin sendiri, tetapi mereka sepakat menolak pimpinan dari majapahit dan mengangkat Liang Tau-ming sebagai pemimpin mereka.Pada masa ini Palembang dikenal sebagai wilayah yang menjadi sarang bajak laut dari orang-orang Cina tersebut. Tidak heran jika toko sejarah dan legendaris dari Cina, yaitu Laksamana Chen-ho terpaksa beberapa kali muncul di Palembang guna memberantas para bajak laut ini. Pada tahun 1407 setelah kembali dari pelayarannya dari barat, Chen-ho sendiri telah menangkap toko bajak laut dari Palembang yaitu Chen Tsui-i. Chen-ho membawa bajak laut ini kehadapan kaisar, kemudian dihukum pancung ditengah pasar ibukota. Namun beberapa toko bajak laut di lautan cina seperti Chin Lien, pada tahun 1577 telah bersembunyi di Palembang dan kemudian menjadi pedagang yang disegani di Palembang. Chiang Lien sebagai pengawas perdagangan untuk cina. sebetulnya kedudukan ini adalah suatu jabatan yang disahkan oleh kaisar dan mempunyai wewenang mengatur hukum, imbalan, penurunan ataupun kenaikan (promosi) bagi warga Cina di Palembang. Dapat dibayangkan bahwa kekuasaan orang-orang Cina di Palembang hampir 200 tahun.

Masa Kesultanan Palembang


Menurut Tomec Pires yang menulis sekitar tahun kejatuhan Melaka, menyatakan bahwa pupusnya pengaruh Majapahit dan Cina du Palembang adalah akibat kebangkitan Islam di wilayah Palembang sendiri. Situasi dan kondisi ini menempatkan Palembang menjadi wilayah perlindungan Kerajaan Islam Demak sekitar tahun 1546, yang melibatkan Aria Penangsang dari Jipang dan Pangeran Hadiwijaya dari Pajang, dimana kematian Aria Penangsang membuat para pengikutnya melarikan diri ke Palembang.Para pengikut Aria Jipang ini membuat ketakutan baru dengan mendirikan Kerajaan Palembang. Tokoh pendiri Kerajaan Palembang adalah Ki Gede Ing Suro. Keraton pertamanya di Kuto Gawang, pada saat ini situsnya tepat berada di komplesk PT. Pusri. Dimana makam Ki Gede Ing Suro berada di belakang Pusri.Dari bentuk keraton Jawa di tepi sungai Musi, para penguasanya beradaptasi dengan lingkungan melayu di sekitarnya. Terjadilah suatu akulturasi dan asimilasi kebudayaan jawa dan melayu, yang dikenal sebagai kebudayaan Palembang. Ki Mas Hindi adalah tokoh kerajaan Palembang yang memperjelas jati diri Palemban, memutus hubungan ideologi dan kultural ddengan pusat kerajaan di Jawa (Mataram). Dia menyatakan dirinya sebagai sultan, setara dengan Sultan Agung di Mataram. Ki Mas Hindi bergelar Sultan Abdurrahma, yang kemudian dikenal sebagai Sunan Cinde Walang (1659-1706). Keraton Kuto Gawang dibakar habis oleh VOC pada tahun 1659, akibat perlawanan Palembang atas kekurang ajaran hasil wakil VOC di Palembang, Sultan Abdurrahman memindahkan keratonnya ke Beringin Janggut (sekarang sebagai pusat perdangangan).Sultan Mahmud Baaruddin I yang bergelar Jayo Wikramo (1741-1757) adalah merupakan tokoh pembangunan Kesultanan Palembang, dimana pembangunan modern dilakukannya. Antara lain Mesjid Agung Palembang, Makam Lembang (Kawah Tengkurep), Keraton Kuto Batu (sekarang berdiri Musium Badarudin dan Kantor Dinas Pariwisata Kota Palembang). Selain itu dia juga membuat kanal-kanal di wilayah kesulatan, yang berfungsi ganda, yaitu baik sebagai alur pelayaran, pertanian juga untuk pertahanan. Badaruddin Jayo Wikramo memantapkan konsep kosmologi Batanghari Sembilan sebagai satu lebensraum dari kekuasaan Palembang. Batanghari Sembilan adalah satu konsep Melayu - Jawa, yaitu adalah delapan penjuru angin yang terpencar dari pusatnya yang, merupakan penjuru kesembilan. Pusat atau penjuru kesembilan ini berada di keraton Palembang (lebih tegas lagi berada ditangan Sultan yang berkuasa).

Menurut Tomec Pires yang menulis sekitar tahun kejatuhan Melaka, menyatakan bahwa pupusnya pengaruh Majapahit dan Cina du Palembang adalah akibat kebangkitan Islam di wilayah Palembang sendiri. Situasi dan kondisi ini menempatkan Palembang menjadi wilayah perlindungan Kerajaan Islam Demak sekitar tahun 1546, yang melibatkan Aria Penangsang dari Jipang dan Pangeran Hadiwijaya dari Pajang, dimana kematian Aria Penangsang membuat para pengikutnya melarikan diri ke Palembang.Para pengikut Aria Jipang ini membuat ketakutan baru dengan mendirikan Kerajaan Palembang. Tokoh pendiri Kerajaan Palembang adalah Ki Gede Ing Suro. Keraton pertamanya di Kuto Gawang, pada saat ini situsnya tepat berada di komplesk PT. Pusri. Dimana makam Ki Gede Ing Suro berada di belakang Pusri.Dari bentuk keraton Jawa di tepi sungai Musi, para penguasanya beradaptasi dengan lingkungan melayu di sekitarnya. Terjadilah suatu akulturasi dan asimilasi kebudayaan jawa dan melayu, yang dikenal sebagai kebudayaan Palembang. Ki Mas Hindi adalah tokoh kerajaan Palembang yang memperjelas jati diri Palemban, memutus hubungan ideologi dan kultural ddengan pusat kerajaan di Jawa (Mataram). Dia menyatakan dirinya sebagai sultan, setara dengan Sultan Agung di Mataram. Ki Mas Hindi bergelar Sultan Abdurrahma, yang kemudian dikenal sebagai Sunan Cinde Walang (1659-1706). Keraton Kuto Gawang dibakar habis oleh VOC pada tahun 1659, akibat perlawanan Palembang atas kekurang ajaran hasil wakil VOC di Palembang, Sultan Abdurrahman memindahkan keratonnya ke Beringin Janggut (sekarang sebagai pusat perdangangan).Sultan Mahmud Baaruddin I yang bergelar Jayo Wikramo (1741-1757) adalah merupakan tokoh pembangunan Kesultanan Palembang, dimana pembangunan modern dilakukannya. Antara lain Mesjid Agung Palembang, Makam Lembang (Kawah Tengkurep), Keraton Kuto Batu (sekarang berdiri Musium Badarudin dan Kantor Dinas Pariwisata Kota Palembang). Selain itu dia juga membuat kanal-kanal di wilayah kesulatan, yang berfungsi ganda, yaitu baik sebagai alur pelayaran, pertanian juga untuk pertahanan. Badaruddin Jayo Wikramo memantapkan konsep kosmologi Batanghari Sembilan sebagai satu lebensraum dari kekuasaan Palembang. Batanghari Sembilan adalah satu konsep Melayu - Jawa, yaitu adalah delapan penjuru angin yang terpencar dari pusatnya yang, merupakan penjuru kesembilan. Pusat atau penjuru kesembilan ini berada di keraton Palembang (lebih tegas lagi berada ditangan Sultan yang berkuasa).

Dari seluruh pelabuhan di wilayah orang-orang Melayu, Palembang telah membuktikan dn terus secara seksama menjadi pelabuhan yang paling aman dan peraturan paling baik, seperti dinyatakan oleh orang-orang pribumi dan orang-orang Eropa. Begitu memasuki perairan sungai, perahu-perahu kecil, dengan kewaspadaan yang biasa siaga dengan tindakan-tindakan perampasan. Kemungkinan perahu perampok yang bersembunyi akan memangsa perahu-perahu dagang kecil yang memasuki sungai, jarang terjadi, karena ketatnya penjagaan oleh kekuatan Sultan dengan segala peralatannya.Selain kekayaan yang melimpah dari baiknya pelayanan pelabuhan dan perdagangan, membuat Palembang mempunyai kesempatan memperkuat pertananannya. Ini dibuktikannya oleh Sultan Muhammad Bahauddin mendirikan keraton Kuto Besak pada tahun 1780. Di dalam melawan penjajahan Belanda dan Inggris, Sultan Mahmud Baruddin II berhasil mengatasi politik diplomasi dan peperangan kedua bangsa tersebut. Sebelum jatuhnya Palembang dalam peperangan besar di tahun 1821, Sultan Mahmud Badaruddin II secara beruntun pada tahun 1819 telah dua kali mengahajar pasukan pasukan Belanda keluar dari perairan Palembang. Keperkasaan Sultan Mahmud Badaruddin II ini dinilai oleh Pemerintah Republik Indonesia adalah wajar untuk dianugrahi sebagai Pahlawan Nasional.

Masa Belanda
Palembang sebagai Ibukota Kesultanan Palembang Darussalam pada saat dibawah pemerintah kolonial Belanda dirombak secara total dari sisi penggolongan kotanya. Pada awalnya wilayah pemukiman penduduk kota Palembang, dizaman Kesultanan lebih dari sekedar pemukiman yang terorganisir. Pemukiman pada waktu itu adalah suatu lembaga persekutuan dimana patronage dan paternalis terbentuk akibat struktur masyarakat tradisional dan feodalistis. Keseluruhan sistem ini berada dalam satu lingkungan dan lokasi. Sistem ini dikenal dengan nama gugu(k). Kosakata gugu berasal dari jawa - Kawi yang berarti : barang katanya, diturut, diindahkan.Setiap guguk mempunyai sifat sektoral ataupun aspiratip. Sekedar untuk pengertian meskipun tidak sama, bentuk guguk ini dapat dilihat dengan sistem gilda pada abad pertengahan di Eropa. Contoh nama wilayah pemukiman yang dikenal sebagai Sayangan, adalah wilayah dimana paramiji dan alingan(struktur bawah dari golongan penduduk kesultanan) yang memproduksi hasil-hasil dari bahan tembaga. Sayangan artinya pengerajin tembaga (Jawa Kawi). Produksi ini dilakukan atas perintah dari bangsawan yang menjadi pimpinan (guguk) yang menjadi pelindung terhadap kedua golongan baik miji maupun alingan (orang yang di-alingi/dilindungi). Hasil produksi ini merupakan pula income bagi sultan dan kesultanan.Contoh lain dalam adalah wilayah pemukiman mengindikasikan wilayah guguk, yaitu : kepandean adalah rajin atau pandai besi, pelampitan adalah perajin lampit, demikian juga dengan kuningan adalah perajin pembuat bahan-bahan dari kuningan.Pemukiman ini dapat pula bersifat aspiratif, yaitu satu guguk yang mempunyai satu profesi atau kedudukan yang sama, seperti guguk Pengulon, pemukiman para pendahulu dan alim ulama disekitar Mesjid Agung.

Demikian pula dengan kedemangan, wilayah dimana tokoh demang tinggal, ataupun kebumen yaitu tempat tempat dimana Mangkubumi menetap. Disamping ada wilayah-wilayah dimana kelompok tertentu bermukim, seperti Kebangkan adalah pemukiman orang-orang dari Bangka, Kebalen adalah pemukiman orang-orang dari Bali.Setelah Palembang dibawah adminstrasi kolonial, maka oleh Regering Commisaris J.I Van Sevenhoven sistem perwilayahan guguk harus dipecah belah. Pemecahan ini bukan saja memecah belah kekuatan kesultanan, juga sekaligus memcah masyarakat yang tadinya tunduk kepada sistem monarki, menjadi tuduk pada administrasi kolonial. Guguk dijadikan beberapa kampung. Sebagai kepala diangkat menjadi Kepala Kampung, dan di Palembang dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Untuk mengepalai wilayah tersebut diangkat menjadi Demang. Demang adalah pamongraja pribumi yang tunduk kepada controleur. Kota Palembang pada waktu itu terdiri dari 52 kampung, yaitu 36 kampung berada di seberang ilir dan 16 kampung di seberang Ulu. Kampung-kampung ini diberi nomor yaitu dari nomor 1 sampai 36 untuk seberang ilir, sedangkan seberang ulu dari 1 sampai 16 ulu.Pemberian nomor-nomor kampung ini penuh semangat pada awal pelaksanaannya, tetapi kemudian pembagian tidak berkembang malah menyusut. Pada tahun 1939 kampung tersebut menjadi 43 buah, dimana 29 kampung berada diseberang ilir dan 14 kampung berada di seberang ulu.

Dapat diperkirakan penciutan adminstratif kampung ini karena yang diperlukan bukannlah wilayahnya, tetapi cacah jiwanya yang ada kaitan dengan pajak kepalanya. Sehingga untuk itu digabungkanlah beberapa kampung yang cacah jiwanya minim, dan cukup dikepalai oleh seorang Kepala Kampung.Oleh karen Kepala Kampung hanya mengurus penduduk pribumi, maka untuk golongan orang Timur Asing, mereka mempunyai Kepala dan wijk tersendiri. Untuk golongan Cina, kepalanya diangkat dengan kedudukan seperti kepangkatan militer, yaitu Letnan, Kapten dan Mayor. Demikian pula dengan golongan Arab dan Keling (India/Pakistan) dengan kepalanya seorang Kapten. Untuk kedudukan kepala Bangsa Timur Asing, biasanya dipilih berdasarkan atas pernyataan jumlah pajak yang akan mereka pungut dan diserahkan bagi pemerintah disertai pula jaminan dana begi kedudukannya.Pemerintah Kota Palembang pada 1 April 1906 menjadi satu Stadgemeente. Satu pemerintahan kota yang otonom, dimana dewan kota yang mengatur pemerintahan. Penduduk menyebut pemerintah kota ini adalah Haminte. Ketua Dewan Kota adalah Burgemeester (Walikota), dia dipilih oleh anggota Dewan Kota. Anggota Dewan Kota dipilih oleh penduduk kota.Sebenernya pemerintah kota bukanlah dibentuk untuk tujuan utama memenuhi kepentingan pribumi, akan tetapi lebih kepada kepentingan para pengusaha Barat yang sedang menikmati liberalisasi. Karena dampak liberalisasi menjadikan kota sebagai pusat atau konsentrasi ekonomi, baik sebagai pelabuhan ekspor, industri, jasa-jasa perdagangan dan menjadi markas para pengusaha.

Di Era Zaman Jepang



Dizaman penduduk Jepang (1942-1945), secara struktural tidak ada perubahan kedudukan kepala kampung. Hanya gelarnya saja yang berubah, yaitu menjadi Ku - Co dan mereka dibawah koordinasi Gun - Co. Tugasnya dititik beratkan pada pembangunan ekonomi peperangan Jepang. Untuk merapatkan barisan dikalangan penduduk, diperkenalkan suatu sistem lingkungan Jepang, Tonari - Gumi, yaitu Rukun Tetangga yang meliputi setiap 10 rumah di suatu kampung. Tonari - gumi dipimpin oleh seorang Ku - Mi - Co (Ketua RT).

Kegiatan Pembangunan yang Menonjol

Masa Kerajaan Sriwijaya

Pusat pemerintahan dan pemukiman terletak di bagin barat kota Palembang. Bentuk pembangunan yang dilakukan berupa :

1. Tata ruang dan saluran air serta pengurukan dan penimbunan daerah rawa (di Kelurahan Karang
Anyar, kelurahan Bukit Lama dan Kecamatan Seberang Ulu I), baik bentuk istana, pemukiman
warga maupun tempat ibadah.
2. Bangunan tempat ibadaha berupa Vihara dan kelengkapannya.
3. Pembangunan pelabuhan, serta sarana Transportasi.
4. Pembangunan Istana serta rumah-rumah tempat tinggal penduduk, baik diatas daratan, maupun di
atas sungai berupa rakit dan rumha bertiang di atas rawa.
5. Pembangunan industri antara lain industri manik-manik di Ilir Barat.
6. Pembangunan Taman Srisetra dibagian barat kota (Prasasti Karang Tuo).



Masa Kesultanan Palembang

Pusat pemerintahan pada awal kebangkitan, di bagian timur kota palembang (di sekitar PT. PUSRI dan Kelurahan I Ilir). Kemudian setelah hampir satu abad pindah ke bagian tengah di Kelurahan 19 Ilir, bentuk pembangunan yang dilakukan berupa :

1. Keraton/Istana Kuto Gawang (PT Pusri I Ilir), Kuto Lamo dan Kuto Besak (Kelurahan 19 Ilir).
2. Benteng pertahanan (pemasangan lantai di Sungai Musi untuk menghalangi kapal musuh).
3. Mesjid (di I Ilir, Beringin Janggut dan Mesjid Agung 19 Ilir).
4. Pelabuhan dan tempat penambatan angkutan sungai.
5. Makam raja-raja Palembang.
6. Penataan tata ruang kota (seperti Kepandean, Sayangan, Kebumen, Depaten).
7. Pembangunan oleh masyarakat (klenteng, rumah limas, industri rumah tangga tenunan, ukiran, dll)



Masa Penjajahan Belanda

Berdasarkan catatan pelaksanaan pembangunan kota yang berencana baru di mulai pada awal terbentuknya pemerintahan kota di tahun 1900-an, seperti dibawah ini :

1. 30 September 1918 Pemerintah Kota menetapkan tentang pendirian dan pembongkaran bangunan, yaitu Verordening op het bouwen en sloopen in de Gemeente Palembang.
2. 1935 diterbitkan Bouwverordening der Gemeente Palembang berupa Standsplan (Rencana Tehnik Ruang Kota), yang kemudian dengan diterbitkannya peta rencana, peta situasi atau peta penggunaan tanah (detail plan).

1906 - 1935
Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kota Palembang antara 1906-1935 adalah
sebagai berikut :
* Pembelian lapangan-lapangan untuk menimbun bahan bangunan.
* Pembuatan Jembatan Sungai Ogan.
* Perbaikan Jalan Seberang Ulu dari Ogan ke Plaju melalui 10 Ulu (Jl. KH. Azhari).
* Pembuatan medan lalu lintas dekat 10 Ulu dan Tengkuruk.
* Menyediakan lapangan-lapangan untuk lanjutan jalan kereta api Sum-Sel
dari Kertapati ke Seberang.
* Menyediakan Lapangan pelabuhan di Seberang Ulu.
* Pendalaman alur sungai Musi.
* Perbaikan jalan dengan pembuatan jalan - jalan tembus dan pelebaran jalan antara Pelabuhan Tengkuruk - talang Jawa; Jl. Gevangenis (Jl. Lembaga Pemasyarakatan) - Boom Baru.
* Perbaikan tempat-tempat berlabuh untuk kapal-kapal sungai di 19 Ilir ( Pelabuhan/ponton).
* Penyediaan tempat transit yang mendesak dari Kertapati (titik ujung jalan kereta api Sum-Sel) yang dapat dicapai oleh kapal-kapal laut, yang mengambil batubara dari tambang bukit asam.


1. Realisasi stands plan (Master Plan Kota) Kota Palembang. Ini adalah penetapan lokasi-lokasi :
1. Industrial estate di daerah Sungai Gerong dan Plaju.
2. Real Estate di Talang Semut.
3. Sistem Ring and Radial bangunan jalan kota (yang saat itu baru sampai di Talang Grunik sebagai lingkar II) Jl. Kapten Arivai dan Jl. Veteran sekarang).

1935 - 1950
Jepang
1. Perubahan bayas kota dengan memasukkan pelabuhan udara Talang Betutu ke dalam Administrasi Kotapraja.
2. Pembangunan jalan By Pass dengan nama jalan Miaji (Jl. Jend. Sudirman).
3. Pembangunan landasan pesawat udara :
* Pembangunan Pelabuhan Udara di Betung.
* Lapangan terbang di Talang Balai.
* Perbaikan pelabuhan laut di kota Palembang.
* Pembangunan lapangan Pesawat Udara di Sungai Buah.
* Perluasan lapangan udara talang Betutu (SMB II).
* Pembukaan jalan yang dimulai dari Simpang Mesjid (Simp. Jl. TP. Rustam Effendi) sampai ke simpang Charitas (Jl. Jend. Sudirman).
* Perbaikan dan pelebaran serta pelurusan Jl. Ke Talang Betutu (Jl. Kol. H. Burlian).

1950
1. Pembangunan Pasar :
* Lingkis (Cinde)
* Kertapati
* Lemabang
* Buah (Jl. Kol. Atmo/Tp. Rustam Effendi)
* Kuto.

1. Perumahan Rakyat :
Sungai Buah dan Talang Betutu
2. Air Bersih : Perluasan Penyaringan
Pemasangan pipa induk, dari penyaringan ke Jl. Jend. Sudirman
Pipa Suro, Tangga Buntung - Ladang Plaju - Rimab Seru
Pemasangan pipa 270 Km
Peningkatan produksi menjadi 23.000 m3/hari
3. Pembangunan jalan lingkar I, Jl. Jend. Sudirman ke Simpang Cinde Welan
4. Panjang jalan dalam kota 225 Km
5. Penimbunan Musi Boulevart
6. Perumahan Proyek Khusus Kebangkan (PCK)
7. Pembebasan tanah peruntukan :
* Daerah Indusri PT. Pusri
* Universitas Sriwijaya
* Traffic Garden di Bukit Besar

1. Pembangunan Balai Pertemuan di Jl. Sekanak.
2. Pembangunan Stasion Kamboja.
3. Pembuatan Kanal (terusan) Sungai Bendung.
4. Pembangunan Penyebrangan Tangga Buntung - Kertapati.
5. Pembukaan jalan Tangga Buntung ke Gandus.

1960 - 1970

# Pembangunan Jembatan Musi (Jembatan Ampera) April 1962 - Mei 1965
# Perbaikan Kampung
# Pembangunan sekolah dasar
# Pembangunan Perumahan Pegawai di Jalan Duku (Sumur Batu), Jl. Makrayu dan PCK
# Pemugaran Makam Raja-raja Palembang, Rumah Bari
# Peningkatan Kebersihan
# Terminal Bawah Jembatan Ampera
# Pertokoan Tengkuruk By Pass (Permai)
# Pasar 10 Ulu
# Pemekaran kampung 20 Ilir jadi 4, 26 ilir jadi 2, Sungai Batang dibagi dengan Sungai Selincah


Sasaran pembangunan : Jalan, Air Bersih, Listrik dan Kebersihan. Pembangunan Proyek Non Bujeter :

1. Sumbangan Pertamina
Upgrading Jalan dalam Kota :

* 1969/1970 Jalan Utama Veteran, Harapan, Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Jend. A.Yani (aspal beton).
* 1970-1971 Jalan-jalan dalam kota di lebarkan menjadi lebar rata-rata 8 m.
* 1973-1974 Upgrading jalan dalam kota.
* 1975-1976 Jalan-jalan di sekitar Pasar 16 ilir.

1. Sumbangan dari PT. PUSRI
3 buah jembatan penyebrangan pejalan kaki di jalan Jend. Sudirman.

2. Makmur Store
Menyumbang 1 buah jembatan penyebrangan jalan di Jl. Jend. Sudirman

3. 1975 - 1978 perusahaan-perusahaan industri menyumbang 16 buah Shelter Bus.

4. Pembangunan petak-petak pasar secara swadaya masyarakat, peremajaan dan modernisasi pasar atau pusat perbelanjaan.

5. 1974 pembangunan gedung pusat pemerintahan Kotamadya. Penetapan hari jadi kota Palembang.

6. Sasaran pembangunan diarahkan pada pembangunan sistem drainage (Pengeringan Kota)

Pembangunan Sistem Makro dan Sistem Mikro

Sistem Makro : meliputi Saluran induk dengan memanfaatkan sungai-sungai dan kolam-kolam (Retention Basin).

Sistem Mikro : Meliputi saluran-saluran pengumpul dari daerah-daerah aliran ke saluran-saluran utama dan kesaluran induk.


Tahap Pelaksanaan :

1. Program mendesak
* Pembersihan sungai Bendung dan Sungai rendang.
* Pembuatan/peningkatan saluran-saluran primer, siring-siring dan koker-koker.

1. Program Jangka Pendek
* Normalisasi Sungai Sekanak, sungai bendung
* Peningkatan/pembuatan saluran primer dan saluran sekunder antara kedua sungai tersebut.

1. Program Jangka Menengah
* Perancangan detail dan pelaksanaan di wilayah lingkaran II
* Normalisasi sungai-sungai, peningkatan /pembuatan saluran-saluran primer and sekunder.

1. Jangka Panjang
* Lanjutan Studi dan perancangan sistem drainage secara keselurahan.
* Perbaikan dan normalisasi sungai rendang.
* Survey design sungai-sungai di daerah Seberang Ilir.
* Rehabilitasi anak sungai Bayas.
* Program Perbaikan Kampung (Kampong Improvment Program).

1979 - 1980
Untuk Kampung 9,10,11,13,14 ilir dan 1 ulu, dengan luas areal 40 ha untuk penduduk 30.210 jiwa.

1981 - 1982
Untuk Kampung 1,2 ulu, 13,14, 19, 22, 26, 26, 27 dan 28 ilir, dengan luas areal 80 ha untuk penduduk 41.654 jiwa.

1982 - 1983
Untuk Kampung 8,9,10,11,24,26,29,30dan 32 ilir, dengan luas areal 125 ha untuk penduduk 75.358 jiwa.

1983 - 1984
Diusulkan untuk Kampung 35 ilir, 3, 4, 5, 7 ulu, kertapati dan ogan baru dengan luas areal 75 ha untuk penduduk 99.126 jiwa.

Dalam realisasinya perbaikan kampung dilakukan pada kelurahan 29, 30, 32, 35 ilir, 3/4, 5,7 dan 8 ulu.

1984 - 1985
Untuk Kelurahan 3/4, 5,7,11,12 ulu, kertapati dan Ogan Baru.

1986 - 1987
Untuk kelurahan karang anyar, 36, 35, 32 ilir, 8, 11, 12, 13, 14 ulu, dan Tangga Takat.

1987 - 1988

Untuk kelurahan 2, 3, 5 ilir, dan 13, 14 ulu. Bentuk pembangunan KIP ini antara lain :



Jalan Lingkungan (aspal), Konstruksi Ris Beton, Konstruksi jembatan beton, kran air minum, MCK, Bak sampah, Gerobak Sampah, Buis Beton, SD Bertingkat, Puskesmas.

1981
Pembangunan kembali daerah yang terbakar dikampung 22, 23, 24 dan 26 ilir denagn areal site seluas 236.078 M2 dengan bangunan rumah flat 4 lantai, pelbagai tipe sebanyak 3.584 Unit lengkap dengan prasarana dan fasilitas lingkungan dan 214 kapling tanah siap bangun.

Pembebasan Tanah

Untuk rencana pemindahan terminal bawah jembatan Ampera Seberang Ilir ke wilayah seberang ulu baik untuk terminal Penumpang maupun unutk barang ± 8 Ha.

* Pembangunan taman-taman kota.
* Pembangunan jalan dengan sistem Ring dan Radial sesuai Peta 1930.
* Peningkatan Kebersihan dengan Pemantapan Program PALEMBANG KOTA BARI.
* Panjang Jalan dalam kota = 282.290 Km, terdiri dari :
Jalan Arteri = 61.220 Km
Jalan Arteri Sekunder = 58.752 Km
Jalan Kolektor dan lokal = 162.418 Km

Penambahan dan Pembukaan Ring dan Radial

1. Jalan Radial soak Bato ke Jalan kapten Arivai.
2. Jalan Lingkungan II dari Jl. Letkol Iskandar tembus ke Jalan segaran.
3. Jalan Radial dari Lingkaran I tembus ke Jalan Veteran.
4. Jalan Lingkaran Luar dari Gandus Ke Macan Lindungan, Jl. Demang lebar daun.

Jumlah jembatan yang ada di kota Palembang sebanyak 116 buah, terdiri dari :

1. Jembatan beton 80 buah
2. Jembatan Besi 7 buah
3. Jembatan kayu 29 buah

Pembangunan permukiman Kenten Sako, Polygon dan rumah susun.

Drainage



* Sejak 1980 - 1987 dibangun saluran sepanjang 333.671 Km, tersebar dari jalan Kapten A. Rivai ke arah Sungai Musi dan Daerah Seberang Ulu.
* 1987 - 1988 dibangun proyek pengeringan kota sepanjang 7.740 Km untuk lokasi di Kecamatan Ilir Barat I dan Ilir Timur I.
* 1988 Sumatera Selatan ditetapkan sebagai Daerah Tujuan Wisata ke - 17. Kota Palembang sebagai ibukota Propinsi menjadi Daerah Utama yang dijadikan sasaran pembangunan kepariwisataan. Obyek wisata yang ditonjolkan adalah wisata air dan budaya.

1990 - 1999
* Pembangunan RSUD dan Jalan Menuju Ke RSUD
* Jalan Keramasan - Musi II - Macan Lindungan
* Jembatan Musi II
* Jalan Mas krebet
* Jalan Kebun Bunga
* Jalan Tembus Jalan Sudirman ke Sako
* Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya
* Reklamasi Seberang Ulu I
* Jalan Menuju tanjung Api-api
* Jalan tembus Jalan Jend. A. Yani ke Dusun Rambuatan
* Jalan Lingkar Selatan
* Jalan Gandus ke Jalan raya Palembang - Betung
* Jalan Musi II ke Pembuangan sampah Kelurahan Keramasan
* Jalan Tembus Jalan Macan Lindungan ke Jalan haji Burlian
* Pembangunan Pemakaman Kebun Bunga (Silk Air)
* Pembangunan Retaining Wall depan Benteng Kuto Besak

Bendera Gerakan Separatis di Indonesia

Negara Islam Indonesia

Bendera Kerajaan-kerjaan Islam di Sumatera

by drs.mutawalli




Kerajaan Inderapura Ujung Pagaruyung
(1347-1792)


Kesultanan Asahan
(1630-1945)


Kesultanan Siak Sri Inderapura
(1723-1945)



Kesultanan Palembang Darussalam
(1659-1823)

Kesultanan Riau Lingga
(1824-1911)

SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II

SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II
Sultan Palembang Darussalam (1803-1821)
Beliau sebagai Sultan Palembang ke 8 yang alim dan bijaksana. Nama lengkapnya ialah Raden Muhammad Hasan anak dari Sultan Muhammad Bahauddin, Ibunya bernama Ratu Agung bin Datuk Murni bin Abdullah al-Haddadi. Ia dilahirkan pada hari Ahad tanggal 1 Rajab 1181H atau 1767M. di lingkungan keraton. Sebagaimana putra mahkota, ia dididik dan ditempa untuk menjadi pewaris tahta Kesultanan Palembang. Pendidikan agamanya didapat dari ulama besar waktu itu seperti: Syekh Abdus Somad al-Palembani, Syekh Muhammad Muhyiddin bin Syihabuddin, Syekh Ahmad bin Abdullah,Syekh Kms.Muhammad bin Ahmad, dan Sayid Abdurrahman al-Idrus. Kepada Syekh Abdus Somad, ia mengambil dan mengamalkan Tarekat Sammaniyah.
RM.Hasan memiliki kemauan yang besar untuk belajar dan mempunyai otak yang cerdas. Ia menguasai bahasa Arab dan Portugis serta hafal kitab suci al-Qur’an.
RM. Hasan dinobatkan menjadi sultan pada hari Senin tanggal 21 Zul Hijjah 1218H bersamaan 3 April 1804M setelah ayahnya wafat, dengan gelar Sri Paduka Sultan Mahmud Badaruddin (SMB II) Khalifatul Mukminin Sayidul Imam.
Selain sebagai sultan, ia juga seorang ulama saleh, imam besar Masjid Agung, tokoh Tarekat Sammaniyah, penulis, seorang olahragawan terutama pencak silat dan bidar. ia sangat gemar membaca dan menulis, mempelajari ilmu pengetahuan baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat, diantaranya kitab-kitab Yunani, Arab dan Mesir, tentang kemasyuran Iskandar Yang Agung, Perang Salib, kedatangan bangsa-bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda ke Malaka, Aceh, Jawa dan Maluku. Ia memiliki wawasan yang luas dengan didukung oleh koleksi perpustakaannya di keraton yang cukup banyak. Ia sangat terpelajar, organisator yang baik, diplomat ulung, ahli pertahanan yang pintar dan cekatan.
Kitab-kitab karangannya antara lain: Syair Nuri, Pantun Sipelipur Hati, Sejarah Raja martalaya, Nasib Seorang Kesatria Signor Kastro, dll.
SMB II menjabat sebagai sultan selama tujuh tahun bergantian dengan adiknya Sultan Ahmad Najamuddin II ( Susuhunan Husin Dhiauddin), setelah. Selama pemerintahannya, sering terjadi beberapa pertempuran dengan Belanda dan Inggris yang ingin menguasai Palembang, seperti peristiwa pada tahun 1811, 1819 dan 1821. Dalam Bulan Desember tahun 1819 Sultan Mahmud Badaruddi II menobatkan Putra Sulungnya menjadi Raja dengan Gelar Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu (1819 – 1821) , dan Sultan Mahmud Badaruddin II bergelar Susuhunan
Setelah kalah perang dengan Belanda pada tanggal 3 Juli 1821 SMB II dan Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu beserta keluarganya diasingkan dan dibuang ke Ternate Maluku Utara. akibat politik kolonial “Devide et Empera” (adu domba).SMB II wafat di Ternate pada hari Jum’at tanggal 26 Nopember 1852 bersamaan 14 Safar 1269H dalam usia 84 tahun dalam pengasingannya selama 32 tahun.
Pada tahun 1984, Sultan Mahmud Badaruddin II diberi pengharagaan oleh Pemerintah RI menjadi Pahlawan Nasional.
SMB II paling tidak memiliki 9 orang isteri diantaranya: Embok Pati Rasmi, Ratu Sepuh Asma, Ratu Anom Kosimah, Ratu Anom Kosimah, Nyayu Soleha, Nyimas Jairah, Nyayu Robi’ah, Mas Ayu Ratu Ulu, Mas Ayu Ratu Ilir, Ratu Alit. Dari perkawinannya ini ia dikaruniai 61 anak.
- Dengan isteri pertamanya Embok Pati Rasmi, melahirkan seorang puteri, yaitu:
  1. Raden Ayu Kramo Jayo Hatimah
- Dengan isterinya Ratu Sepuh Asma binti Pangeran Adipati Banjar Kutma bin Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo, melahirkan 13 orang anak:
  1. Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu
  2. Pangeran Bupati Hamzah
  3. Raden Ayu Halimah
  4. Pangeran Prabu Kesumo Abdul Hamid
  5. Raden Ayu Purbayo Fatimah
  6. Pangeran Prabu Wijaya Husin
  7. Raden Ayu Azimah
  8. Pangeran Prabu Wijaya
  9. Raden Ayu Azimah Cek Ayu
  10. Raden
  11. Raden
  12. Raden

- Dengan isterinya Ratu Anom Kosimah, memiliki 10 orang anak:
  1. Pangeran Prabu Nindito Muhammad
  2. Raden Ayu Kramo Nato Hasanah
  3. Pangeran Prabu Dilaga Muhsin
  4. Raden Ayu Fatimah
  5. Raden Ayu Salma
  6. Pangeran Surya Dilaga Toha
  7. Raden Ayu Saha
  8. Raden Ayu Nur
  9. wafat lagi bayi
  10. wafat lagi bayi
- Dengan isterinya Nyayu Soleha, mempunyai 2 orang putera:
  1. Pangeran Suto Wijaya Usman
  2. Pangeran Suto Krama Akil
- Dengan isterinya Nyimas Jairah, memperoleh 2 orang anak:
  1. Pangeran Suto Dirajo Abubakar
  2. Raden Ayu Kramo Dirajo Salimah
- Dengan isterinya Nyayu Robi’ah, melahirkan seorang putera:
  1. Pangeran Putera Dinata Ali
- Dengan isterinya Masayu Ratu Ulu Nyimas Zubaidah binti Kemas Haji Muhammad bin Kms.H. Ahmad, dikaruniai 9 putera-puteri:
  1. Raden Ayu Kramo Diwangso Najimah
  2. Raden Ayu Azimah
  3. Pangeran Prabu Diraja Abdullah
  4. Raden Ayu Nazimah
  5. Pangeran Prabu Wikramo Abdurrahman
  6. Pangeran Prabu Wikramo Tohir
  7. Raden Ayu Zakiah
  8. Raden Ayu Hajima
  9. Raden Ayu Aminah
- Dengan isterinya Masayu Ratu Ilir, memperoleh 9 orang anak:
  1. Pangeran Prabu Menggala Umar
  2. Pangeran Prabu Diwangsa Zen
  3. Raden Ayu Azizah
  4. Raden Masyhur
  5. Raden Ayu Maryam
  6. Pangeran Idrus
  7. Raden Ayu Cik
  8. Pangeran Prabu Nata Menggala Alwi
  9. Raden Ayu Alwiyah.
- Dengan isterinya Ratu Alit, dikaruniai 15 orang putera-puteri:
  1. Pangeran Prabu Dikara asin
  2. Raden Ayu Siha
  3. Raden Ayu Salma
  4. Raden Ayu Sidah
  5. Raden Kosim
  6. Raden Ayu Nur
  7. Pangeran Surya Kesuma Syekh
  8. Raden Ayu Ayu
  9. Pangeran Kesuma Menggala Mahdor
  10. Pangeran Kesuma Nindita Dain
  11. Raden Ayu Zahra
  12. Raden Ayu Habibah
  13. Raden Ayu Latifah
  14. Pangeran Kesuma Diraja Muhammad Sapin
  15. Pangeran Kesuma Dimekaya Hanan