Djogdja Tempo Doeloe - “SLUKU-SLUKU BATHOK” DOLANAN ANAK JAWA TAHUN 1935
Ada banyak permainan anak Jawa, yang lazim disebut ‘dolanan’. Salah satu dolanan itu dikenal dengan nama ‘Sluku-sluku Bathok’. Biasanya dolanan ini dimainkan oleh kaum perempuan, bisa berjumlah empat atau lebih. Meski bisa dilakukan sendiri, tapi hampir jarang dilakukan, karena dolanan ini memerlukan interaksi dengan orang lain.
Tahun 1960-an sampai pertengahan tahun 1970-an, Sluku-sluku Bathok masih sering dimainkan oleh anak-anak Jawa. Tidak hanya anak-anak yang tinggal di kota, anak-anak yang tinggal di pinggiran kota, atau lazim disebut sebagai desa, masih bermain Sluku-sluku Bathok. Bahkan mungkin sampai akhir tahun 1970-an dolanan Sluku-sluku Bathok masih dimainkan. Dalam bermain, sambil duduk dengan kaki berselonjor dan mengelus permukaan kaki dari atas ke bawah secara terus menerus sembari bernyanyi. Begini lagu Sluku-sluku Bathok itu:
Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang solo
Oleh-olehe payung motha
Mak jenthir lolo lobah
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Nek urip goleko duwit
Foto yang tertera pada tulisan ini adalah foto dolanan Sluku-sluku Bathok tahun 1935. Foto ini dokumentasi Museum Sanabudaya dan dipakai sebagai ilustrasi tanggalan oleh ELTI-EltiRa.
Dari tahun foto yang tertera, bisa kita mengerti, bahwa dolanan Sluku-sluku Bathok sudah lama dikenal oleh anak-anak Jawa. Pada tahun 1935, setidaknya seperti terlihat pada foto, anak-anak perempuan Jawa masih berpakaian sangat sederhana. Pakaian yang dikenakan hanya untuk menutupi bagian dada ke bawah.
Dolanan ini bisa dimainkan sore hari, petang hari, atau juga siang hari. Pendeknya, Sluku-sluku Bathok dimainkan untuk mengisi waktu senggang. Dolanan ini bisa mengakrabkan pergaulan.
Tetapi, Sluku-sluku Bathok sekarang tidak lagi dikenal oleh anak-anak, yang terbiasa bermain menggunakan teknologi modern. Barangkali juga, anak-anak tidak mengenal nama dolanan Sluku-sluku Bathok.
Ons Untoro