Djogdja Tempo Doeloe - WAYANG KLITHIK, HAMPIR TERLUPAKAN
Pementasan Wayang Klithik mungkin sudah sangat sulit kita temukan lagi di Jawa. Wayang Klithik adalah wayang yang terbuat dari kayu pipih yang disungging seperti Wayang Kulit. Umumnya Wayang Klithik berukuran relatif kecil dibandingkan dengan Wayang Kulit (Purwa). Sekalipun keseluruhan tubuh Wayang Klithik terbuat dari kayu pipih namun pada bagian tangannya umumnya terbuat dari kulit.
Hal ini dibuat demikian agar dalam pementasan tangan Wayang Klithik dapat lebih bebas digerakkan dan tidak cepat rusak. Akan tetapi bagian tangan Wayang Klithik juga banyak yang terbuat dari kayu. Hanya saja bagian tangan Wayang Klithik yang terbuat dari kayu relatif kurang bebas gerakannya dibandingkan dengan bagian tangan yang terbuat dari kulit. Bahan untuk cempurit atau tangkai wayang ini juga terbuat dari kayu. Bahan kayu tersebut umumnya juga menyatu dengan bahan yang digunakan untuk membuat badan wayang.
Menurut beberapa sumber Wayang Klithik mulai dbuat pada awal abad 17. Wayang ini mengambil sumber lakonnya pada Mahabarata dan Ramayana. Ada pula Wayang Klithik yang sumber ceritanya mengacu pada cerita Damarwulan-Menakjingga. Wayang berbahan kayu dengan lakon ini sering disebut dengan nama Wayang Krucil.
Pementasan atau pergelaran Wayang Klithik tidak menggunakan layar atau kelir seperti pada Wayang Kulit. Dengan demikian penonton bisa melihat langsung pada tampilan fisik atau wujud wayangnya, dan bukan pad bayang-bayangnya. Pementasan wayang jenis ini juga menggunakan iringan gamelan lengkap dengan pesindennya.
Barangkali di abad 17-18 wayang jenis ini pernah populer di masyarakat Jawa (termasuk Jogja dan Solo). Akan tetapi pementasan wayang jenis ini pada zaman sekarang sangat sulit kita temukan. Bahkan banyak orang menyatakan bahwa wayang jenis ini mendekati kepunahannya. Sekalipun demikian, Wayang Klithik sebagai karya kerajinan dapat kita temukan baik di Jogja maupun Solo, khususnya di toko-toko suvenir atau barang antik.
Berikut ini disajikan foto contoh pergelaran Wayang Klithik. Dengan melihat foto tersebut mungkin kita dapat mengimajinasikan bagaimana kira-kira wujud dan suasana pergelaran Wayang Klithik pada masa jayanya.
a sartono
sumber: Europese Bibliotheek-Zaltbommel MCMLXXI, 1970, De Javaansche Vorstenlanden in Oude Ansichten, Amsterdam: De Bussy Ellerman Harms, n.v.