MAIN KARTU MODEL ORANG JOGJA ZAMAN DULU
Permainan atau bermain pada hakikatnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Ada berbagai macam bentuk permainan di dalam kehidupan manusia. Permainan di suatu wilayah tertentu mungkin berbeda dengan wilayah yang lain. Mungkin pula ada jenis-jenis permainan yang pada hakikatnya sama, namun memiliki nama atau istilah yang berbeda di wilayah lain.
Bentuk permainan yang beragam itu bisa meliputi permainan yang bersifat mendidik, sekadar mengisi waktu luang, rekreatif, dan sebagainya. Tingkat kesulitan permainan pun beragam. Demikian juga dengan jenis alat yang digunakannya.
Salah satu permainan yang sampai sekarang masih populer adalah permainan yang menggunakan alat berupa kartu. Kita sekarang mengenalnya dengan kartu remi, kartu dari berbagai gambar tokoh/cerita, domino, tarot, dan kartu cina.
Pada masa lalu permainan yang menggunakan alat jenis kartu ini begitu populer di masyarakat Jawa. Permainan ini pun berkembang menjadi perjudian. Maklum pada masa lalu perjudian semacam itu belum tegas-tegas dilarang. Selain berkembang menjadi permainan yang identik dengan perjudian, permainan kartu semacam itu pada masa lalu memang dibutuhkan untuk mengisi waktu luang. Waktu luang ini umumnya adalah malam hari yang oleh orang Jawa dikatakan dengan istilah cegah lek ‘berjaga agar tetap melek’ alias tidak mengantuk atau tidur.
Cegah lek itu dianggap penting sebab pada masa itu orang-orang yang sedang mengadakan hajatan umumnya membutuhkan kehadiran tamu atau tetangganya untuk memeriahkan, membantu, dan ikut menjaga keluarga yang sedang punya hajat tersebut. Agar tetangga atau famili yang datang itu tidak jenuh, mengantuk, dan sebagainya, maka mereka bermain kartu. Dengan bermain mereka menjadi asyik dan bahkan sering lupa waktu. Keasyikan itu akan bertambah karena di tempat tersebut biasanya juga disesiakan makanan dan minuman. Mempertaruhkan sesuatu (misalnya uang) dalam permainan itu juga akan menambah keasyikan bermain.
Gambar berikut memperlihatkan bagaimana suasana asyiknya bermain kartu cina dalam masyarakat Jawa (Jogja) yang terjadi di masa lalu. Tampak ada seorang anak remaja yang ikut menunggui permainan itu sambil menyiapkan minuman di atas tungku (anglo), sementara para pemain kartu asyik dengan kartu masing-masing. Tampak mereka berkonsentrasi penuh untuk memenangkan permainan yang tengah dilakukan. Di sisi lain tampak dua buah piring yang berisi bungkusan makanan. Pakaian yang mereka kenakan juga mencirikan identitas kejawaan atau kelokalan mereka nun di masa lalu. Demikian juga dengan dinding gedhek di sisi mereka yang untuk zaman sekarang mungkin akan sulit ditemukan.
Sumber: Europese Bibliotheek-Zaltbommel, 1970, In Javansche Vorstenlanden in Oude Ansichten, Amsterdam.
sartono